Saat Anda masuk kedalam sebuah toko, kemudian terlihat kondisi toko yang amburadul, kotor, dan menguarkan bau tidak sedap? Apa
respons spontan Anda? Mungkin Anda merasa tak nyaman dan buru-buru
keluar dari toko tersebut, apalagi bila toko itu menjual produk yang
terkait dengan kebutuhan kesehatan Anda. Pastilah, Anda tidak akan
percaya lagi dengan layanan yang diberikan oleh toko tersebut.
Mungkin
masalah lingkungan tersebut dianggap sepele. Tapi, bila dilihat dari
kacamata pemasaran, khususnya terkait dengan servis pelanggan, jelas
kondisi tersebut merupakan masalah besar. Asal tahu saja, kondisi fisik
lingkungan layanan yang dialami oleh pelanggan memainkan peranan penting
dalam membentuk pengalaman layanan dan memperkuat tingkat kepuasan
pelanggan.
Merancang
dan menata sebuah ruang layanan merupakan seni tersendiri. Memang upaya
ini akan menyita waktu dan juga merogoh bujet. Tapi, hal ini penting
untuk mendukung layanan pelanggan yang berujung pada loyalitas mereka.
Dalam buku “Pemasaran Jasa, Manusia, Teknologi, Strategi” karangan
Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, dan Jacky Mussry (2011), lingkungan
layanan ini populer dengan sebutan servicescape.
Mengapa
mengelola servicescape tersebut penting? Pengelolaan lingkungan fisik
ini menurut buku tersebut berpengaruh pada perilaku pembeli dalam tiga
hal berikut ini. Pertama, sebagai media penciptaan pesan. Marshall
McLuhan pernah mengatakan bahwa medium is the message. Gagasannya
bisa diterjemahkan dengan kemasan adalah pesan itu sendiri. Dalam
konteks toko tadi, lingkungan toko bisa menjadi pesan bagi pelanggan
yang datang kepadanya.
Toko
yang rapi, bersih, sehat, menguarkan pesan bahwa pengelola toko ini
peduli pada pelanggannya. Sementara, toko yang amburadul dan menguarkan
bau yang menusuk hidung pertanda bahwa pemilik toko tak bisa mengelola
toko dengan baik. Pertanyaan simpelnya, bagaimana bisa melayani
pelanggan dengan baik kalau mengurus tokonya sendiri saja tidak bisa?
Kedua,
lingkungan fisik bisa menjadi media pembentuk minat. Penataan
lingkungan yang unik, rapi, dan kreatif bisa menumbuhkan minat orang
untuk menyambanginya. Lingkungan ini bisa menjadi bagian dari
diferensiasi sebuah toko dari kompetitornya. Diferensiasi ini tidak
melulu soal konten, tapi juga bisa konteks alias bagaimana cara
menyampaikan konten tersebut. Penataan lingkungan fisik bisa menjadi
bagian dari proses how to deliver the content.
Ketiga,
lingkungan fisik juga menjadi media penciptaan efek. Dengan menampilkan
warna, tekstur, suara, aroma, maupun desai tata ruang, lingkungan fisik
bisa membuncahkah efek tertentu yang bisa menyentuh layanan pelanggan.
Efek ini bisa menambah daya tarik pelanggan bertandang ke toko tersebut.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar